Mungkin sampai sekarang masih banyak dari antara kita yang masih bingung dalam memilih distribusi linux. Banyak yang berpendapat bahwa masing-masing distribusi sama, satu dengan lain. Pada dasarnya memang ya, tapi jika bebrbicara tentang penggunaan sehari-hari maka mereka tidaklah sama. Mengapa anda lebih memilih DEBIAN dibanding FEDORA atau UBUNTU dibanding MANDRIVA? mari kita cari tahu :
Hirarki Direktori
Ini merupakan salah satu hal yang selalu membingungkan. Harusnya ada suatu standar yang menjadi pegangan semua distribusi. Namun kenyataanya adalah tidak ada. Sebagai contoh misalnya sistem init (sistem inisialisai). Pada sistem Fedora dan turunannya, anda akan menemukannyadi /etc/rc.d/init.d sedangkan pada sistem Debian dan turunannya,anda akan menemukannya di /etc/init.d. namun anda tetap harus punya standar sendiri. pada waktu pindah dari Fedora ke Ubuntu misalnya, kta butuh waktu untuk mengetikkan perintah dari /etc/rc.d/init.d/mysql start menjadi/etc/init.d/mysql start. Jika anda sudah terbiasa dengan satu distribusi, janganlah pindah atau siap-siap saja menghadapi "command not found"
Desktop
Linux mempunyai beberapa pilihan desktop, pastikan anda memilih distribusi dengan desktop yang diinginkan. Jika ingin GNOME, gunakan Fedora. Anda bisa melihat daftar distribusi yang menggunakan GNOME sebagai Default di www.gnome.org
Jika ingin KDE lihat distribusi yang menggunakan KDE sebagai default di www.kde.org
Tentu saja pilihannya tidak hanya GNOME atau KDE, salah satu desktop alternatif yang populer adalah Enlightenment. Beberapa distribusi yang menggunakan Enlightenment sebagai default adalah Elive dan gOS. Meskipun anda bisa menginstalasi desktop pilihan anda sendiri, prosesnya tidaklah semudah yang dikira. Kika anda tidak mau pusing memikirkan dependencies atau repositories yang perlu ditambahkan untuk menginstalasi KDE yang terbaru, anda pilih saja distribusi yang menggunakan dektop tersebut sebagai default-nya.
Sekuriti
Linux merupakan salah satu OS paling aman, meskipun tidak semua distribusi dibuat sama amannya. Ada distribusi yang difokuskan ke sekuriti, seperti Trustix, yang di klaim sebagai distribusi linux paling aman, Namun distribusi yang paling aman sebenarnya adalah distibusi yang dikonfigurasi dengan baik. Tetapi, jika anda ingin solusi sekuriti "instan" distribusi yang bisa digunakan adalah Trustix, Engarde Linux, dan Bastille Linux.
Maksud Penggunaann
Kita semua tidak sama dalam memggunakan komputer, Beberapa butuh multimedia, beberapa butuh server, beberapa butuh development, beberapa butuh workstation biasa untuk mengetik dan browsing internet. Untungnya ada distribusi Linux untuk setiap kebutuhan. Anda yang butuh server? coba Ubuntu Server Edition, Apakah anda bermain Multimedia? Jika ya, coba SmartCom Multimedia Edition, Jika anda adalah user biasa (office suite, e-mail,Web), bisa memilih semua distribusi.
Penggunaan Laptop
Selain harus menanganin wireless dan video card, Anda juga harus berharap bahwa laptop anda akan bisa melakukan hibernation. ini merupakan salh satu hal yang rumit. Supaya laptop bisa suspend atau hibernate itu bergantung kepada apakah laptop anda cocok dengan distribusi yang digunaka. Taruhan terbaik adalah mencari di Google dengan memasukkan pabrikan dan model laptop anda serta kata kunci "linux suspend" untuk mencari distribusi yang cocok untuk laptop anda.
Wireless pada laptop anda akan menjadi proses yang menantang. Namun, ada tips untuk membantu anda : Jangan lupakan tool Exalt dan segera ke WICD wicd.sourceforge.net
Tool ini jauh lebih baik dalam menangani berbagai bentuknotenteksi wireless.
Instalasi
Jika benar-benar ingin mengguakan linux, Anda punya dua pilihan, yaitu mencari Vendor yang menjual mesin dengan Linux yang sudah terinstalasi di dalamnya atau menginstallnya sendiri. Jika anda belum pernah menginstalasi operating system, janganlah resah; itu tidak sulit. Memang akan butuh waktu, tapi hampir semua distribusi Linux Modern sudah mempunyai instalasi dengan GUI sehingga anda tinggal tunjuk dan klik. dan Linux sudah selangkah lebih maju dari kompetitornya dengan hadir dalam bentuk Live CD.
Anda bisa memasukkannya ke dalam mesin, boot dari situ, dan mencoba linux tanpa harus menginstalasi apapun. Linux dalam bentuk live CD berjalan lebih lambat dibandingkan dengan diinstalasi pada harddisk (dan itu akan bergantung kepada pada jumlah RAM yang dipunyai mesin anda), tapi anda bisa mendapatkan gambaran bagaimana reaksinya terhadap hardware anda (dan bagaimana reaksi anda terhadap linux itu sendiri).
Jika anda tidak ingin melakukan instalasi, cari saja vendor yang menjual Linux yang sudah terinstalasi. anda bisa mengunjungi online dealer seperti Halett Packard.Ini supaya anda tidak harus pindah-pindah distribusi untuk mengetahui mana yang akan mendukung hardware anda.
Komunitas
Aspek ini hanya diketahui dan dipahami oleh orang tertentu, tapi tetap tidak boleh kita lewatkaan. Linux lebih dari sekedar operating system. Linux, mempunyai hubungan darah dengan Apple, yaitu Komunitas. Linux adalah tentang kebebasan dan komunitas menganut hal itu-bebrapa malah lebih dibanding yang lain. jadi komunitas penting bagi anda, maka ubuntu adalah distribusi yang cocok untuk anda, jika tidak anda bisa ke yang lebihkorporat yaitu Red Hat, dimana anda akan mendapatkan customer service dan support.
Hal ini membawa kita ke isu yang berhubungan, yaitu support. ada banyak bentuk support, setiap distribusi mempunyai mailing list sendiri, dimana anda bisa berhubungan dengan ratusan atau ribuan user dari berbagaimtingkat pengalaman. Jika anda termasuk yang suka melakukan sesuatunya sendiri (DIY-Do It Yourself), support semacam ini ini cocok untuk anda, dan ini free! jika anda bukan termasuk DIY harus tetap menggunakan SuSE (yang unggul karena menggunakan Novell) atau Red Hat, dimana anda bisa membeli paket support lengkap untuk instalasi anda. Jika memilih distribusi yang lebih digerakkan oleh komunitas, anda akan berada ditangan yang lebih baik. Kadang mungkin anda akan lebih merasa puas jika dapat berbicara secara langsungdengan pengembang aplikasi yang bersangkutan. Bila melakukan hal tersebut dengan Microsoft dan Apple bukanlah hal yang mudah. Dengan linux, anda tidak akan pernah tahu. Bukan tidak mungkin ketika anda sedang mencari informasi tentang karnel linux anda berbicara dengan pencipta Linux, yaitu Linus Torvalds itu sendiri,..heheheh.
Saturday, April 3, 2010
Monday, March 22, 2010
KONSEP DASAR ENKRIPSI WEP dan WPA/WPA2-PSK
artikel ini di tulis oleh Miranti, Mahasisiwi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya dalam tulisan jurnalnya dengan judul "Metode Keamanan Media Wireless LAN pada Perangkat Komputer dan Handphone" selain itu teman teman juga bisa mencari referensi lain tentang hal ini, karena sudah cukup banyak yang mengulasnya termasuk di gudang Bpk. Onno W. Purbo juga sudah ada artikel mengenai masalah ini.
Keamanan Wireless dengan metode Wired Equivalent Privacy (WEP)
WEP merupakan standart keamanan & enkripsi pertama yang digunakan pada wireless, WEP (Wired Equivalent Privacy) adalah suatu metoda pengamanan jaringan nirkabel, disebut juga dengan Shared Key Authentication. Shared Key Authentication adalah metoda otentikasi yang membutuhkan penggunaan WEP. Enkripsi WEP menggunakan kunci yang dimasukkan (oleh administrator) ke client maupun access point. Kunci ini harus cocok dari yang diberikan akses point ke client, dengan yang dimasukkan client untuk authentikasi menuju access point, dan WEP mempunyai standar 802.11b.
Proses Shared Key Authentication:
1. Client meminta asosiasi ke access point, langkah ini sama seperti Open System Authentication.
2. Access point mengirimkan text challenge ke client secara transparan.
3. Client akan memberikan respon dengan mengenkripsi text challenge dengan menggunakan kunci WEP dan mengirimkan kembali ke access point.
4. Access point memberi respon atas tanggapan client, akses point akan melakukan decrypt terhadap respon enkripsi dari client untuk melakukan verifikasi bahwa text challenge dienkripsi dengan menggunakan WEP key yang sesuai. Pada proses ini, access point akan menentukan apakah client sudah memberikan kunci WEP yang sesuai. Apabila kunci WEP yang diberikan oleh client sudah benar, maka access point akan merespon positif dan langsung meng-authentikasi client. Namun bila kunci WEP yang dimasukkan client adalah salah, maka access point akan merespon negatif dan client tidak akan diberi authentikasi. Dengan demikian, client tidak akan terauthentikasi dan tidak terasosiasi.
WEP memiliki berbagai kelemahan antara lain :
1. Masalah kunci yang lemah, algoritma RC4 yang digunakan dapat dipecahkan.
2. WEP menggunakan kunci yang bersifat statis
3. Masalah initialization vector (IV) WEP
4. Masalah integritas pesan Cyclic Redundancy Check (CRC-32)
WEP terdiri dari dua tingkatan, yakni kunci 64 bit, dan 128 bit. Sebenarnya kunci rahasia pada kunci WEP 64 bit hanya 40 bit, sedang 24bit merupakan Inisialisasi Vektor (IV). Demikian juga pada kunci WEP 128 bit, kunci rahasia terdiri dari 104bit.
Serangan-serangan pada kelemahan WEP antara lain :
1. Serangan terhadap kelemahan inisialisasi vektor (IV), sering disebut FMS attack. FMS singkatan dari nama ketiga penemu kelemahan IV yakni Fluhrer, Mantin, dan Shamir. Serangan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan IV yang lemah sebanyak-banyaknya. Semakin banyak IV lemah yang diperoleh, semakin cepat ditemukan kunci yang digunakan
2. Mendapatkan IV yang unik melalui packet data yang diperoleh untuk diolah untuk proses cracking kunci WEP dengan lebih cepat. Cara ini disebut chopping attack, pertama kali ditemukan oleh h1kari. Teknik ini hanya membutuhkan IV yang unik sehingga mengurangi kebutuhan IV yang lemah dalam melakukan cracking WEP.
3. Kedua serangan diatas membutuhkan waktu dan packet yang cukup, untuk mempersingkat waktu, para hacker biasanya melakukan traffic injection. Traffic Injection yang sering dilakukan adalah dengan cara mengumpulkan packet ARP kemudian mengirimkan kembali ke access point. Hal ini mengakibatkan pengumpulan initial vektor lebih mudah dan cepat. Berbeda dengan serangan pertama dan kedua, untuk serangan traffic injection,diperlukan spesifikasi alat dan aplikasi tertentu yang mulai jarang ditemui di toko-toko, mulai dari chipset, versi firmware, dan versi driver serta tidak jarang harus melakukan patching terhadap driver dan aplikasinya.
Keamanan wireless dengan metode WI-FI Protected Accsess (WPA)
Merupakan rahasia umum jika WEP (Wired Equivalent Privacy) tidak lagi mampu diandalkan untuk menyediakan koneksi nirkabel (wireless) yang aman dari ulah orang usil atau ingin mengambil keuntungan atas apa yang kita miliki—dikenal dengan jargon hackers. Tidak lama setelah proses pengembangan WEP, kerapuhan dalam aspek kriptografi muncul.
Berbagai macam penelitian mengenai WEP telah dilakukan dan diperoleh kesimpulan bahwa walaupun sebuah jaringan wireless terlindungi oleh WEP, pihak ketiga (hackers) masih dapat membobol masuk. Seorang hacker yang memiliki perlengkapan wireless seadanya dan peralatan software yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis cukup data, dapat mengetahui kunci enkripsi yang digunakan.
Menyikapi kelemahan yang dimiliki oleh WEP, telah dikembangkan sebuah teknik pengamanan baru yang disebut sebagai WPA (WiFI Protected Access). Teknik WPA adalah model kompatibel dengan spesifikasi standar draf IEEE 802.11i. Teknik ini mempunyai beberapa tujuan dalam desainnya, yaitu kokoh, interoperasi, mampu digunakan untuk menggantikan WEP, dapat diimplementasikan pada pengguna rumahan atau corporate, dan tersedia untuk publik secepat mungkin. Adanya WPA yang "menggantikan" WPE, apakah benar perasaan "tenang" tersebut didapatkan? Ada banyak tanggapan pro dan kontra mengenai hal tersebut. Ada yang mengatakan, WPA mempunyai mekanisme enkripsi yang lebih kuat. Namun, ada yang pesimistis karena alur komunikasi yang digunakan tidak aman, di mana teknik man- in-the-middle bisa digunakan untuk mengakali proses pengiriman data. Agar tujuan WPA tercapai, setidaknya dua pengembangan sekuriti utama dilakukan. Teknik WPA dibentuk untuk menyediakan pengembangan enkripsi data yang menjadi titik lemah WEP, serta menyediakan user authentication yang tampaknya hilang pada pengembangan konsep WEP.
Teknik WPA didesain menggantikan metode keamanan WEP, yang menggunakan kunci keamanan statik, dengan menggunakan TKIP (Temporal Key Integrity Protocol) yang mampu secara dinamis berubah setelah 10.000 paket data ditransmisikan. Protokol TKIP akan mengambil kunci utama sebagai starting point yang kemudian secara reguler berubah sehingga tidak ada kunci enkripsi yang digunakan dua kali. Background process secara otomatis dilakukan tanpa diketahui oleh pengguna. Dengan melakukan regenerasi kunci enkripsi kurang lebih setiap lima menit, jaringan WiFi yang menggunakan WPA telah memperlambat kerja hackers yang mencoba melakukan cracking kunci terdahulu.
Walaupun menggunakan standar enkripsi 64 dan 128 bit, seperti yang dimiliki teknologi WEP, TKIP membuat WPA menjadi lebih efektif sebagai sebuah mekanisme enkripsi. Namun, masalah penurunan throughput seperti yang dikeluhkan oleh para pengguna jaringan wireless seperti tidak menemui jawaban dari dokumen standar yang dicari. Sebab, masalah yang berhubungan dengan throughput sangatlah bergantung pada hardware yang dimiliki, secara lebih spesifik adalah chipset yang digunakan. Anggapan saat ini, jika penurunan throughput terjadi pada implementasi WEP, maka tingkat penurunan tersebut akan jauh lebih besar jika WPA dan TKIP diimplementasikan walaupun beberapa produk mengklaim bahwa penurunan throughput telah diatasi, tentunya dengan penggunaan chipset yang lebih besar kemampuan dan kapasitasnya.
Proses otentifikasi WPA menggunakan 802.1x dan EAP (Extensible Authentication Protocol). Secara bersamaan, implementasi tersebut akan menyediakan kerangka kerja yang kokoh pada proses otentifikasi pengguna. Kerangka-kerja tersebut akan melakukan utilisasi sebuah server otentifikasi terpusat, seperti RADIUS, untuk melakukan otentifikasi pengguna sebelum bergabung ke jaringan wireless. Juga diberlakukan mutual authentification, sehingga pengguna jaringan wireless tidak secara sengaja bergabung ke jaringan lain yang mungkin akan mencuri identitas jaringannya.
Mekanisme enkripsi AES (Advanced Encryption Standard) tampaknya akan diadopsi WPA dengan mekanisme otentifikasi pengguna. Namun, AES sepertinya belum perlu karena TKIP diprediksikan mampu menyediakan sebuah kerangka enkripsi yang sangat tangguh walaupun belum diketahui untuk berapa lama ketangguhannya dapat bertahan.
Keamanan Wireless dengan metode Wired Equivalent Privacy (WEP)
WEP merupakan standart keamanan & enkripsi pertama yang digunakan pada wireless, WEP (Wired Equivalent Privacy) adalah suatu metoda pengamanan jaringan nirkabel, disebut juga dengan Shared Key Authentication. Shared Key Authentication adalah metoda otentikasi yang membutuhkan penggunaan WEP. Enkripsi WEP menggunakan kunci yang dimasukkan (oleh administrator) ke client maupun access point. Kunci ini harus cocok dari yang diberikan akses point ke client, dengan yang dimasukkan client untuk authentikasi menuju access point, dan WEP mempunyai standar 802.11b.
Proses Shared Key Authentication:
1. Client meminta asosiasi ke access point, langkah ini sama seperti Open System Authentication.
2. Access point mengirimkan text challenge ke client secara transparan.
3. Client akan memberikan respon dengan mengenkripsi text challenge dengan menggunakan kunci WEP dan mengirimkan kembali ke access point.
4. Access point memberi respon atas tanggapan client, akses point akan melakukan decrypt terhadap respon enkripsi dari client untuk melakukan verifikasi bahwa text challenge dienkripsi dengan menggunakan WEP key yang sesuai. Pada proses ini, access point akan menentukan apakah client sudah memberikan kunci WEP yang sesuai. Apabila kunci WEP yang diberikan oleh client sudah benar, maka access point akan merespon positif dan langsung meng-authentikasi client. Namun bila kunci WEP yang dimasukkan client adalah salah, maka access point akan merespon negatif dan client tidak akan diberi authentikasi. Dengan demikian, client tidak akan terauthentikasi dan tidak terasosiasi.
WEP memiliki berbagai kelemahan antara lain :
1. Masalah kunci yang lemah, algoritma RC4 yang digunakan dapat dipecahkan.
2. WEP menggunakan kunci yang bersifat statis
3. Masalah initialization vector (IV) WEP
4. Masalah integritas pesan Cyclic Redundancy Check (CRC-32)
WEP terdiri dari dua tingkatan, yakni kunci 64 bit, dan 128 bit. Sebenarnya kunci rahasia pada kunci WEP 64 bit hanya 40 bit, sedang 24bit merupakan Inisialisasi Vektor (IV). Demikian juga pada kunci WEP 128 bit, kunci rahasia terdiri dari 104bit.
Serangan-serangan pada kelemahan WEP antara lain :
1. Serangan terhadap kelemahan inisialisasi vektor (IV), sering disebut FMS attack. FMS singkatan dari nama ketiga penemu kelemahan IV yakni Fluhrer, Mantin, dan Shamir. Serangan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan IV yang lemah sebanyak-banyaknya. Semakin banyak IV lemah yang diperoleh, semakin cepat ditemukan kunci yang digunakan
2. Mendapatkan IV yang unik melalui packet data yang diperoleh untuk diolah untuk proses cracking kunci WEP dengan lebih cepat. Cara ini disebut chopping attack, pertama kali ditemukan oleh h1kari. Teknik ini hanya membutuhkan IV yang unik sehingga mengurangi kebutuhan IV yang lemah dalam melakukan cracking WEP.
3. Kedua serangan diatas membutuhkan waktu dan packet yang cukup, untuk mempersingkat waktu, para hacker biasanya melakukan traffic injection. Traffic Injection yang sering dilakukan adalah dengan cara mengumpulkan packet ARP kemudian mengirimkan kembali ke access point. Hal ini mengakibatkan pengumpulan initial vektor lebih mudah dan cepat. Berbeda dengan serangan pertama dan kedua, untuk serangan traffic injection,diperlukan spesifikasi alat dan aplikasi tertentu yang mulai jarang ditemui di toko-toko, mulai dari chipset, versi firmware, dan versi driver serta tidak jarang harus melakukan patching terhadap driver dan aplikasinya.
Keamanan wireless dengan metode WI-FI Protected Accsess (WPA)
Merupakan rahasia umum jika WEP (Wired Equivalent Privacy) tidak lagi mampu diandalkan untuk menyediakan koneksi nirkabel (wireless) yang aman dari ulah orang usil atau ingin mengambil keuntungan atas apa yang kita miliki—dikenal dengan jargon hackers. Tidak lama setelah proses pengembangan WEP, kerapuhan dalam aspek kriptografi muncul.
Berbagai macam penelitian mengenai WEP telah dilakukan dan diperoleh kesimpulan bahwa walaupun sebuah jaringan wireless terlindungi oleh WEP, pihak ketiga (hackers) masih dapat membobol masuk. Seorang hacker yang memiliki perlengkapan wireless seadanya dan peralatan software yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis cukup data, dapat mengetahui kunci enkripsi yang digunakan.
Menyikapi kelemahan yang dimiliki oleh WEP, telah dikembangkan sebuah teknik pengamanan baru yang disebut sebagai WPA (WiFI Protected Access). Teknik WPA adalah model kompatibel dengan spesifikasi standar draf IEEE 802.11i. Teknik ini mempunyai beberapa tujuan dalam desainnya, yaitu kokoh, interoperasi, mampu digunakan untuk menggantikan WEP, dapat diimplementasikan pada pengguna rumahan atau corporate, dan tersedia untuk publik secepat mungkin. Adanya WPA yang "menggantikan" WPE, apakah benar perasaan "tenang" tersebut didapatkan? Ada banyak tanggapan pro dan kontra mengenai hal tersebut. Ada yang mengatakan, WPA mempunyai mekanisme enkripsi yang lebih kuat. Namun, ada yang pesimistis karena alur komunikasi yang digunakan tidak aman, di mana teknik man- in-the-middle bisa digunakan untuk mengakali proses pengiriman data. Agar tujuan WPA tercapai, setidaknya dua pengembangan sekuriti utama dilakukan. Teknik WPA dibentuk untuk menyediakan pengembangan enkripsi data yang menjadi titik lemah WEP, serta menyediakan user authentication yang tampaknya hilang pada pengembangan konsep WEP.
Teknik WPA didesain menggantikan metode keamanan WEP, yang menggunakan kunci keamanan statik, dengan menggunakan TKIP (Temporal Key Integrity Protocol) yang mampu secara dinamis berubah setelah 10.000 paket data ditransmisikan. Protokol TKIP akan mengambil kunci utama sebagai starting point yang kemudian secara reguler berubah sehingga tidak ada kunci enkripsi yang digunakan dua kali. Background process secara otomatis dilakukan tanpa diketahui oleh pengguna. Dengan melakukan regenerasi kunci enkripsi kurang lebih setiap lima menit, jaringan WiFi yang menggunakan WPA telah memperlambat kerja hackers yang mencoba melakukan cracking kunci terdahulu.
Walaupun menggunakan standar enkripsi 64 dan 128 bit, seperti yang dimiliki teknologi WEP, TKIP membuat WPA menjadi lebih efektif sebagai sebuah mekanisme enkripsi. Namun, masalah penurunan throughput seperti yang dikeluhkan oleh para pengguna jaringan wireless seperti tidak menemui jawaban dari dokumen standar yang dicari. Sebab, masalah yang berhubungan dengan throughput sangatlah bergantung pada hardware yang dimiliki, secara lebih spesifik adalah chipset yang digunakan. Anggapan saat ini, jika penurunan throughput terjadi pada implementasi WEP, maka tingkat penurunan tersebut akan jauh lebih besar jika WPA dan TKIP diimplementasikan walaupun beberapa produk mengklaim bahwa penurunan throughput telah diatasi, tentunya dengan penggunaan chipset yang lebih besar kemampuan dan kapasitasnya.
Proses otentifikasi WPA menggunakan 802.1x dan EAP (Extensible Authentication Protocol). Secara bersamaan, implementasi tersebut akan menyediakan kerangka kerja yang kokoh pada proses otentifikasi pengguna. Kerangka-kerja tersebut akan melakukan utilisasi sebuah server otentifikasi terpusat, seperti RADIUS, untuk melakukan otentifikasi pengguna sebelum bergabung ke jaringan wireless. Juga diberlakukan mutual authentification, sehingga pengguna jaringan wireless tidak secara sengaja bergabung ke jaringan lain yang mungkin akan mencuri identitas jaringannya.
Mekanisme enkripsi AES (Advanced Encryption Standard) tampaknya akan diadopsi WPA dengan mekanisme otentifikasi pengguna. Namun, AES sepertinya belum perlu karena TKIP diprediksikan mampu menyediakan sebuah kerangka enkripsi yang sangat tangguh walaupun belum diketahui untuk berapa lama ketangguhannya dapat bertahan.
Subscribe to:
Posts (Atom)